Mengenal Asal muasal Carok.

Mengenal Asal muasal Carok.. 

Siapa sebenarnya dalang dibalik munculnya tradisi carok?? Dan kenapa yang digunakan adalah clurit... 


Ternyata... Carok berasal dr zaman kolonialisme belanda.. Awal mulanya dr wilayah pasuruan.. 


Sagiman dikenal sebagai Sakera  karena pandai kerah atau bertarung sehingga dikenal dengan sebutan Sang Kerah oleh masyarakat sekitar dan buruh tebu...(namun dalam cerita lain beliau memiliki anak laki2 yg pertama bernama sakera pada umumnya seorang bapak disebut berdasarkan nama anak pertama Pan sakera????????) 


Sakera memperjuangkan hak-hak para buruh yang mayoritas orang Madura, hasil dari agresi Cakraningrat Madura yang memindahkan pendudukanya ke pulau Jawa, tertutama Pasuruan utara... 


Ditempat yang baru orang-orang Madura mendapatkan penindasan dari Kolonial Belanda tanpa ada perlindungan dari Cakraningrat, Melihat Sakera menjadi mandor baik dan penolong buruh Madura, sehingga dikenal sebagai pahlawan orang Madura...


Budaya carok di Madura tidak datang tiba-tiba, muncul akibat kepiawaian Belanda dalam mengadu domba sesama orang Madura, Belanda berharap melalui carok orang Madura mudah dipecah belah dan mudah dikuasai... (Hmmm.. Emang politik pecah belah ini bahaya bangeeet dan sampek sekarang masih manis... Stiap ada pilihan ada aja issue fitnah dll dalam rangka memecah belah dan untuk menggapai kekuasaan dan masyarakat menikmati dipecah belah????????????) dan itu tidak hanya terjadi di madura... 


Carok secara bahasa berasal dari bahasa Jawa/Kawi Kuno, yang artinya “pertarungan” atau “perkelahian”

Meskipun demikian secara budaya, sebelum kedatangan Belanda di Pulau Madura tidak dikenal tradisi carok...


Tradisi pertarungan sampai mati dengan menggunakan senjata berupa clurit tersebut baru muncul abad 18 selepas pemberontakan Sakera, Pahlawan Madura dari kalangan Santri dan Petani yang melakukan perlawanan di Pasuruan Jawa Timur dengan bersenjatakan Clurit... 


Sakera bagi pemerintah kolonial Belanda dianggap sebagai seorang pemberontak  meskipun pada kenyataannya Sakera merupakan sosok mandor tani tebu yang dikenal jago (Blater) dalam bertarung, yang diperangi Sakera bukan rakyat biasa melainkan pemerintah Kolonial dan perusahaan dan para kaki tangannya yang sewenang-wenang... 


Clurit pada masa itu adalah alat pertanian Dan menjadi senjata sebagai simbol perlawanan terhadap belanda...Dan pada akhirnya sakera  selesai ditangan rekannya sendiri yg berkhianat dan pro belanda karena dijanjikan kekayaan.. 


(Jd clurit pada mulanya tidak diciptakan khusus untuk berduel tapi alat pertanian.. Namun dimasa kini clurit selain menjadi alat pertanian jg menjadi koleksi hiasan senjata tajam dgn berbagai bahan.. 

Yg sewaktu-waktu bs digunakan sebagai alat tempur.. ) 


Meski akhirnya dieksekusi, perlawanan Sakera menginspirasi warga Madura untuk melawan penjajah, meski hanya berbekal clurit... 


Dan seiring berjalannya waktu clurit menjadi penyelesaian konflik di madura.. Biasanya berhubungan dengan harga diri yg tersenggol yaitu urusan harta.. Tahta.. Dan wanita.. 


Jadi jangan mencoba untuk mengganggu atau berselingkuh dengan perempuan bersuami orang madura.. Baik itu perempuan madura ataupun luar madura.. 


Dan penggunaan clurit sebagai penyelesaian akhir sebuah masalah sekarang mulai bergeser.. Biasanya pada zaman dahulu setelah masing2 pihak yakin dengan pendapatnya..dan buntu tidak bs selesai dgn kekeluargaan Maka mereka menentukan tempat.. Dan melaporkan pada penguasa.. 


Pada hari H.. Dua orang/dua kelompok ini beradu sama2 membawa clurit dan mereka berhadap2an beradu dan setelah selesai ada pihak yg tewas dan yg masih hidup biasanya menyerahkan diri ke penguasa untuk diadili/pada masa kini ke kepolisian... (Dsini menang jadi abu kalah jadi arang) 


Namun semboyan yg terus dipegang pada umumnya adalah angoan pote tolang atembeng pote matah ( lebih baik mati drpd menanggung malu ) 


Dan pada masa kini orang umum menyebut sebuah pembunuhan karena dendam/ pertikaian meskipun salah satunya tanpa senjata dengan sebutan carok.. Padahal jika salah satunya tidak membawa senjata itu adalah murni pembunuhan.. meskipun sajam yg digunakan melakukan tindakan kriminal tersebut berupa clurit.. 


Dan orang madura secara umum ramah dan menerima dgn baik tamu yg beradab dan tahu diri juga berteman dgn siapapun... Jd pandai2 menempatkan diri insyaallah akan aman dan selamat dimanapun berada


Prosesi carok pun sangat jarang terjadi karena masyarakat semakin pandai mengelola emosi pengaruh dr pengetahuan agama dan pendidikan yg semakin tinggi... 


Carok biasanya dilakukan oleh orang2 dgn pendidikan rendah..akses pengetahuan terbatas.. Dan wilayah pedesaan... 

Baiklah demikian syeeekilas invooooh... 


Btw makan pak Sakera ada di Makam bakacak..Kolursari, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan..

Di luar makam, ada patung yang menjadi ikon... Patung tersebut pria berpesak memegang celurit.